Spiritual Capital

Ada sebuah ilustrasi yang bagus menggambarkan bagaimana kita menjalani kehidupan ini. Kita ini hidup bagaikan orang yang diberikan tugas untuk mengambil ikan di bawah laut. Kita diberikan bekal berupa tabung oksigen agar leluasa untuk bekerja lama. Terjunlah kita ke dasar lautan untuk mencari ikan. Di tengah perjalanan, kita banyak terkesima dengan pemandangan yang indah. Berbagai macam ikan dan binatang laut lainnya. Kita dibuat terpesona olehnya, hingga kita tidak sadar untuk apa kita berada di dasar lautan.

Saat oksigen di tabung menipis, baru kita sadar akan tujuan kita di lautan. Kita berupaya untuk mengumpulkan ikan, namun apa daya, karena waktunya sempit tidak banyak yang kita dapatkan. Saat oksigen tabung habis, kita harus segera ke atas dan selesailah tugas kita.

Berkarier dan berbisnis, menghabiskan sepertiga dari kehidupan kita. Andaikata Allah menganugerahkan usia 60 tahun, maka kita menghabiskan jatah usia 20 tahun hanya untuk berkarier dan berbisnis. Alangkah sia-sianya sepertiga kehidupan jika hanya mengejar materi dan tidak menjadi bekal untuk negeri akhirat.

Untuk menghindarkan kesia-siaan dalam bekerja dan menjadikan pekerjaan sebagai ladang amal shaleh kita, sudah saatnya kita mengubah orientasi kita dalam karier dan bisnis. Agar profesi dan bisnis yang kita jalankan, selain mendapatkan gaji dan keuntungan, juga menjadi amal ibadah dan simpanan pahala untuk negeri akhirat. Mendapatkan rezeki berkah melimpah dalam karier dan bisnis, sukses di dunia dan sukses di akhirat. Orientasi karier dan bisnis harus kita tujukan semata untuk Allah. Optimalisasikan Spiritual Capital yang Anda miliki dengan bekerja karena Allah dan nikmati rezeki berkah melimpah!