I Feel Bad About My Neck
DESCRIPTION
Apa yang bisa kita lakukan pada leher kita? Kita bisa mewarnai rambut, mengencangkan kulit wajah, menambah implan, atau melakukan sedot lemak. Tapi leher? Leher wanita tak bisa bohong. Tidak ada yang bisa kita lakukan pada leher kita.
Bagaimana dengan tas? Tahukah kau bahwa ada jenis tas yang membuat kita tampak sepuluh tahun lebih tua dari usia kita? Dan coba tengok tasmu. Apakah tasmu kini telah berubah menjadi kuburan barang-barang bekas pakai lipstik tanpa tutup, bungkus tisu dan permen, sisir yang sudah lama kau anggap hilang, kotak bedak yang isinya tinggal separo? Lalu, apa yang harus kau lakukan?
***
Dengan cerdas dan jenaka, Nora Ephron menuturkan suka-duka menjadi wanita. Bukunya ini telah dibaca oleh jutaan orang di seluruh dunia. Menjadi bacaan wajib para wanita yang tidak ingin menyesali hidup mereka, walau tetap harus memiliki leher...
***
Nora Ephron sungguh jenaka... lucu dan menghibur.
The Washington Post
Ia (Nora Ephron) telah menemukan banyak hal di keremehan hidup sehari-hari.
The New York Times
Nora Ephron telah menguasai seni menjadi orang yang menyenangkan... I Feel Bad About My Neck bisa berguna bagi kita yang suka menyebalkan.
The Guardian
Kelakarnya (Nora Ephron) yang jenaka selalu segar.
People
Ephron berani bertutur jujur.
Publishers Weekly
Sebuah buku yang jenaka...
New York Observer
Bakatnya (Nora Ephron) dalam membentuk peristiwa-peristiwa acak kehidupan menjadi kisah-kisah yang apik membuat karyanya memuaskan.
The Globe and Mail
Baca buku ini sebagai penangkal keputusasaan.
U.S. News & World Report
Menghadirkan kegembiraan...
The New York Review of Books
Membaca I Feel Bad About My Neck sama seperti makan siang bersama seorang teman dekat...
Book Reporter
Tidak hanya jenaka... tapi juga benar-benar jujur, ditulis dengan apik...
Trashionista
Ephron memang jenaka... tapi ia menulis kenyataan yang mustahil kau abaikan...
EU Jacksonville
Lucu, manis... dan benar-benar jujur.
AudioFile
REVIEW I Feel Bad About My Neck
Rating |
“Kau bisa memberi makeup wajahmu,” tulis Ephron di buku barunya, I Feel Bad About My Neck, “menyembunyikan kantung mata, dan mencat rambut. Kau bisa menyuntikkan collagen atau Botox dan Restylane untuk menghilangkan kerutan di wajahmu, namun operasi semacam itu, tidak akan pernah dapat kau lakukan pada lehermu.” Dalam bukunya, Ephron menuliskan bahwa tidak seorang pun megakui peranan bahan kimia dalam sejarah modern pergerakan wanita. “Alasan kenapa wanita yang berumur 40, 50, dan 60 terlihat lebih muda,” tulis Ephron, “bukan karena feminisme atau kehidupan yang lebih baik dengan berolahraga, namun itu karena mereka mencat rambut. Pada tahun 1950-an, hanya 7% dari wanita Amerika yang mencat rambut mereka; tapi kini tidak pernah lagi kita lihat di Manhattan dan Los Angeles wanita yang beruban.”
Kala makan malam di jantung Beverly Hills, di tengah para wanita yang memiliki rambut cokelat sepanjang masa. Ephron tampil dengan mantel bulu hitam, rambut model bob dicat coklat, scarf abu-abu, serta kaca mata hitam. Hampir seluruh tubuhnya tertutup, kecuali pipi pucat dan mulut tajamnya.
“Ada sebuah sebuah konspirasi besar yang berusaha menutupi kebohongan ini,” ujar Ephron ketika menyendok makanan. “Aku sudah lelah melihat kebodohan ini, buku penyemangat penuaan. Bahkan mereka memberikan tips bagaimana cara mendapatkan seks yang hebat saat kau berumur enam puluh atau tujuh puluh. Semua itu menurutku sampah.”
Walaupun Ephron adalah contoh wanita New York yang pintar, yang sepertinya tidak akan menemukan kesulitan jika harus berdebat, tapi Ephron adalah seorang wanita penuh kasih sayang, anak tertua dari empat orang bersaudara. Orang tuanya, Henry dan Phoebe adalah penulis skenario yang sukses. Namun mereka menjadi alkoholik di tahun-tahun terakhir hidup mereka. Adik-adiknya, Delia dan Amy juga menjadi penulis sukses.
Suatu hari pada akhir tahun 1950, Pheboe Ephron menjelaskan kepada anak-anaknya tentang apa yang harus mereka lakukan dalam hidup. “Di mata kami, ibu pekerja keras, yang kami pahami dari beliau adalah, pekerjaan adalah apa yang kau lakukan dan pekerjaan adalah identitas diri,” kenang Ephron. “Kau bisa punya anak dan menikah, tapi akan menjadi apa kau nantinya?”
Setelah menamatkan kuliah di Wellesley College Massachusetts, Ephron pindah ke Manhattan. “Aku melihat di Newsweek bahwa mereka tidak memiliki penulis wanita. Aku akhirnya mendapat pekerjaan di New York Post. Akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an, Ephron menjadi salah satu penulis yang paling diperhitungkan dalam dunia jurnalistik di Amerika dan ia menulis kolom tentang wanita untuk Esquire.
"Saat itu adalah masa terjadinya pergerakan wanita, dan itu menyebabkan kekacauan besar," kenangnya. “Dan itu sangat menarik untuk ditulis.”
WHY CHOOSE US?
Nikmati koleksi Buku Non-Fiksi Umum terlengkap ditambah discount spesial.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya