Dilarang Mencintai Bunga-Bunga
3.93 avg rating - 464 Goodreads ratings
Rp 59.000
Hemat Rp 2.950
Rp 56.050
Judul
Dilarang Mencintai Bunga-Bunga
Penulis
No. ISBN
9786023850242
Penerbit
Tanggal terbit
Juni - 2016
Jumlah Halaman
292
Berat
500 gr
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi(L x P)
-
Kategori
Sastra
Bonus
-
Text Bahasa
Indonesia ·
Stok Tidak Tersedia
DESCRIPTION
Menangis adalah cara yang sesat untuk meredakan kesengsaraan. Kenapa tidak tersenyum, Cucu. Tersenyumlah. Bahkan, sesaat sebelum orang membunuhmu. Ketenangan jiwa dan keteguhan batin mengalahkan penderitaan. Mengalahkan, bahkan kematian.
Sederhana tapi menghanyutkan, begitulah cerpen-cerpen karya Kuntowijoyo. Permasalahan sehari-hari yang diangkat membuat jalan ceritanya terasa ringan, tapi sarat makna.
Bertemakan kehidupan manusia yang dinamis, Kuntowijoyo mengedepankan sisi spiritualisme yang mengorek moral si tokoh utama. Salah satu cerpen yang dimuat dalam buku iniDilarang Mencintai Bunga-Bungaberkisah mengenai keakraban seorang anak lelaki dengan tetangganya, sang kakek yang menemukan makna kedamaian dan keindahan hidup dalam bunga-bunga yang dirawatnya setiap hari. Dengan keapikan kata yang dirangkai, membawa cerpen ini menjadi pemenang pertama Sayembara Cerpen Majalah Sastra pada 1968.
Cerpen-cerpen karya Kuntowijoyo yang tak kalah menarik lainnya, terhimpun dalam buku ini dan kami persembahkan kembali bagi para pembaca yang merindukan kisah penuh kebijaksanaan yang mampu memberikan pelajaran kehidupan tanpa menggurui.
Sederhana tapi menghanyutkan, begitulah cerpen-cerpen karya Kuntowijoyo. Permasalahan sehari-hari yang diangkat membuat jalan ceritanya terasa ringan, tapi sarat makna.
Bertemakan kehidupan manusia yang dinamis, Kuntowijoyo mengedepankan sisi spiritualisme yang mengorek moral si tokoh utama. Salah satu cerpen yang dimuat dalam buku iniDilarang Mencintai Bunga-Bungaberkisah mengenai keakraban seorang anak lelaki dengan tetangganya, sang kakek yang menemukan makna kedamaian dan keindahan hidup dalam bunga-bunga yang dirawatnya setiap hari. Dengan keapikan kata yang dirangkai, membawa cerpen ini menjadi pemenang pertama Sayembara Cerpen Majalah Sastra pada 1968.
Cerpen-cerpen karya Kuntowijoyo yang tak kalah menarik lainnya, terhimpun dalam buku ini dan kami persembahkan kembali bagi para pembaca yang merindukan kisah penuh kebijaksanaan yang mampu memberikan pelajaran kehidupan tanpa menggurui.
TENTANG PENULIS
Kuntowijoyo dilahirkan Yogyakarta pada 18 September 1943. Setelah menamatkan Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (1969), dia mengajar pada universitas tersebut. Pada 1973 mendapat tugas belajar di Universitas Connectitut dan setahun kemudian memperoleh gelar M.A. Gelar Ph.D diperolehnya dari Universitas Columbia. Karya-karyanya berupa cerpen, artikel, dan novel muncul dalam majalah sastra, Budaya Jaya, Horison, dan harian Kompas. Karya cerbungnya: Kereta Api yang Berangkat Pagi Hari dimuat dalam harian Jihad (1966); sedang karyanya yang berjudul Chotbah di Atas Bukit dimuat sebagai cerbung dalam harian Kompas yang kemudian diterbitkan oleh Pustaka Jaya pada 1976.
Karangan-karangannya mengenai berbagai persoalan budaya dan seni dihimpun dalam satu buku Budaya Masyarakat oleh Tiara Wacana pada 1987. Dua buah kumpulan puisi telah dihasilkannya, yakni Suluk Awang-Awung (Budaya Jaya, 1975) dan Isyarat (Pustaka Jaya, 1976). Selain itu, dia telah memperoleh hadiah berkali-kali: Cerpen Dilarang Mencintai Bunga-Bunga memperoleh hadiah pertama dari majalah Sastra (1968), dramanya Rumput-Rumput Danau Bento mendapat hadiah harapan dari BPTNI (1968); dramanya yang lain Tidak ada Waktu bagi Nyonya Fatma, Barda, Cartas, dan Topeng Kayu (1973) memperoleh hadiah kedua dari Dewan Kesenian Jakarta. DILARANG MENCINTAI BUNGA-BUNGA merupakan kumpulan cerpen yang banyak menyoroti kehidupan masyarakat pedesaan dalam kaitannya dengan soal-soal keimanan. Dalam melukiskan kehidupan dan masalahnya, dia menggunakan pendekatan yang unik.
Karangan-karangannya mengenai berbagai persoalan budaya dan seni dihimpun dalam satu buku Budaya Masyarakat oleh Tiara Wacana pada 1987. Dua buah kumpulan puisi telah dihasilkannya, yakni Suluk Awang-Awung (Budaya Jaya, 1975) dan Isyarat (Pustaka Jaya, 1976). Selain itu, dia telah memperoleh hadiah berkali-kali: Cerpen Dilarang Mencintai Bunga-Bunga memperoleh hadiah pertama dari majalah Sastra (1968), dramanya Rumput-Rumput Danau Bento mendapat hadiah harapan dari BPTNI (1968); dramanya yang lain Tidak ada Waktu bagi Nyonya Fatma, Barda, Cartas, dan Topeng Kayu (1973) memperoleh hadiah kedua dari Dewan Kesenian Jakarta. DILARANG MENCINTAI BUNGA-BUNGA merupakan kumpulan cerpen yang banyak menyoroti kehidupan masyarakat pedesaan dalam kaitannya dengan soal-soal keimanan. Dalam melukiskan kehidupan dan masalahnya, dia menggunakan pendekatan yang unik.
Goodreads Review Dilarang Mencintai Bunga-Bunga
WHY CHOOSE US?
TERLENGKAP + DISCOUNTS
Nikmati koleksi Buku Sastra terlengkap ditambah discount spesial.
Nikmati koleksi Buku Sastra terlengkap ditambah discount spesial.
FAST SHIPPING
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
BERKUALITAS DAN TERPERCAYA
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
LOWEST PRICE
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya