A Cup Of Tarapuccino : Secangkir Cinta, Rindu dan Harapan

Ada seseorang dari masa lalu. Sesosok maya, yang tak pernah sekalipun ia lihat atau temui paras wujudnya, namun hampir saja menjadi bagian terpenting dari hari-harinya. Sosok yang menggetarkan hatinya. Sosok yang hampir saja mengisi cangkir hatinya dengan cinta, rindu, juga harapan.


"Saat pertama kali melihatnya, kau akan merasa seolah melihat sebuah peach, dengan warna kulitnya yang cantik, membuat orang pasti tak tahan untuk mengupasnya, dan isi di dalamnya juga tak kalah mempesona. Tapi di saat kau memakannya, pertama-tama kau akan terkejut akan rasa asamnya yang sangat, tapi saat kau terus mengunyahnya, kau akan merasakan rasa dan sensasi yang luar biasa, sensasi rasa yang elegan, yang membuat kau tak akan bisa melupakannya."



Wooooww! Fantastik! Sejak pertama kali membaca novel ini saya memang langsung jatuh cinta! Alurnya, permainan konfliknya, juga kisah cintanya! Bahkan saya sempat terinspirasi untuk buka usaha bakery segala, saking merasuknya ide cerita ke dalam benak saya. Pikir saya, naah begini nih seharusnya novel itu. segar dan 'berilmu'. Mbak Ria telah menyihir saya untuk terus membaca, penasaran dan bertanya-tanya, bahkan hingga halaman terakhirnya!!


Membaca "A Cup of Tarapuccino" ini, saya seolah sedang benar-benar singgah di Batam. Saya begitu terkesan dengan cara Mbak Ria mendeskripsikan Kota  Batam dengan begitu detail. Hiruk pikuk kotanya, desiran angin malamnya, beragam karakter orangnya, dan tentu saja deskripsi Bread Time bakery yang bikin penasaran. Ehmm, beneran ada nggak, sih, kedai roti yang romantis itu? Novel yang keren! Nyesel kalo nggak baca!