Nelson Mandela The Authorized Biography

Meski dikungkung dalam penjara politik selama tiga dasawarsa, Nelson Mandela telah memimpin Afrika Selatan keluar dari Apartheid ke Demokrasi. Seorang pria yang hidupnya dijalani dengan keberanian, penuh keteladanan, dan keyakinan yang menginspirasi.

Kisah hidup Mandela merepresentasikan sejarah bangsanya. Mandela dibesarkan dengan kisah-kisah masa lalusebelum lahirnya bangsa Afrika Selatanmengenai suku yang dulu berjaya, tetapi kemudian dipermalukan, diinjak-injak martabatnya, dan dikucilkan dari proses demokrasi Uni Afrika Selatan, yang baru berdiri delapan tahun sebelum Mandela lahir. Perjuangan Mandela merupakan perlawanan terhadap rezim rasisme, inferioritas kulit hitam versus kedigdayaan kulit putih. Tak hanya kebijakan Apartheid pemerintah yang harus diberangusnya, melainkan juga lemahnya kepercayaan diri masyarakat yang telah dikondisikan untuk selalu tunduk.

Melalui biografi resmi ini, Anthony Sampson, jurnalis kawakan yang merupakan kawan karib Mandela sejak 1951 sekaligus pengamat politik Afrika Selatan selama lima puluh tahun terakhir, menghasilkan potret kaya informasi paling lengkap mengenai sang pemimpin dunia. Dengan akses terhadap surat-surat pribadi yang belum  terpublikasikan sebelumnya, riset mendalam, dan ratusan wawancara, Sampson telah meramu sebuah kisah penting dan mencerahkan tentang Mandela: sang jagoan kaum tertindas, pemimpin pergerakan rakyat, negosiator ulung yang mengesankan pemimpin dunia lainnya, hingga kisah getir tentang bapak bangsa yang kesulitan memerankan posisi ayah bagi putra-putrinya sendiri.

Anthony Sampson telah menaruh minat mendalam terhadap isu-isu Afrika Selatan sejak 1951, ketika ia bekerja sebagai redaktur majalah kulit hitam Drum di Johannesburg selulus kuliah dari Oxford. Pada tahun itu pula Sampson bertemu Nelson Mandela di Soweto, saat Mandela tengah menyiapkan kampanye perlawanan terhadap apartheid yang diliput secara ekstensif oleh Drum. Pada 1956 Anthony Sampson menerbitkan buku pertamanya paparan menghibur tentang empat tahun yang ia habiskan sebagai redaktur (Drum:An African Adventure) dan sesudah itu masih sering mengunjungi Afrika Selatan. Sampson kemudian menulis buku tentang Sidang Makar pada 1958 dan melaporkan persidangan Mandela sebelum ia divonis penjara seumur hidup pada 1964.

Di London, Sampson bekerja di mingguan Observer selama enam tahun sebelum menerbitkan (pada 1962) karya inovatif nan laris, Anatomy of Britain (kemudian dimutakhirkan empat kali dan dibaca oleh Mandela di penjara). Ia juga menerbitkan sejumlah buku penting tentang isu internasional, antara lain The Seven Sisters, The Arms Bazaar, Black and Gold (penjabaran tentang relasi antara bisnis dan apartheid), dan Company Man. Anthony Sampson meninggal pada 2004.

Sebagai pengamat politik, redaktur, dan koresponden asing, John Battersby telah meliput transisi epik Afrika Selatan menuju demokrasi saat menjadi koresponden untuk New York Times dan Christian Science Monitor serta redaktur Sunday Independent di Johannesburg. Battersby berkolaborasi dengan Anthony Sampson sebagai teman, mentor, dan redaktur sepanjang dua dasawarsa (1985 sampai 2005) dan membantu janda Anthony, Sally, mendirikan Anthony Sampson Foundation untuk mendorong jurnalisme analitis di Afrika Selatan. Sejak 2004, ia ikut terlibat dalam advokasi Brand South Africa, badan pemerintah Afrika Selatan yang bertugas mempromosikan negara tersebut di luar negeri di Inggris. Bersama penulis dan redaktur Amerika pemenang penghargaan, David Elliot Cohen, Battersby menulis Nelson Mandela: A Life in Photographs.