4 Opas : Misteri Lukisan Tengkorak #1-2 (Soft Cover)
DESCRIPTION
Daftar Isi: Bab I: Kulit Manusia Sulaman Sutra 1. Lelaki Sejati Tidak Masuk Penjara 2. Mayat Berdarah 3. Kwan Hui-tok 4. Kehilangan Lengan Bab II: Iblis Wanita Bunga Botan 5. Melarikan Diri 6. Kejadian Masa Lalu 7. Antara Lelaki dan Wanita 8. Mendobrak Kepungan 9. Ilmu Golok Bisul Bab III: Auman Harimau Di Tengah Malam 10. Siang Hitam Malam Putih 11. Jangan Tanya Siapa Aku 12. Pedang Kehidupan 13. Raja Opas 14. Mandi Bersama Bab IV: Jala Langit Penggubah Impian 15. Gua Gelap 16. Jala Yang Tak Terlihat 17. Burung Gereja dan Elang 18. Yu-sim dan Yu-gi Bab V: Air Bergolak Tak Berperasaan 19. Ikan Rebus 20. Tukang Perahu di Sungai A-kong 21. Lotoa Loji 22. Gelembung Air Kecil Bab VI: Raja Opas, Leng-Hiat, Opas Muda 23. Lihat Pedang 24. Opas Kenamaan dan Raja Opas 25. Opas Ketiga 26. Selamat Tinggal Sin-wi 27. Hujan Membasahi Daun Pisang Bab VII: Teka-Teki Kain Pembungkus Mayat 28. Kain Pembungkus Mayat 29. Jenazah yang Mencurigakan 30. Setia dan Mati 31. Salju atau Bunga 32. Nyanyian Manusia Berjas Hujan Bab VIII: Kejadian Sebenarnya 33. Wajah Cantik 34. Pedang Sepasang Tangan 35. Pertarungan Dua Jago Bermarga Li 36. Firman Kaisar 37. Salju di Awal Fajar *** - Jumlah Jilid: 2 Jilid (2 Buku) - Kertas: CD - Tersedia dalam format Hard Cover di: http://www.bukukita.com/infodetailbuku.php?idBook=5574
REVIEW 4 Opas : Misteri Lukisan Tengkorak #1-2 (Soft Cover)
Rating |
Kisah dimulai dari buruknya kondisi penjara. Para narapidana diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi bahkan mereka dibunuh satu persatu dengan keji. Padahal sebagian dari mereka tidak melakukan kesalahan yang dituduhkan. Tong Keng, misalnya. Pemuda yang tidak takut mati demi membela kawan ini adalah mantan anggota piaukiok ternama. Dia ditangkap setelah piaukiok tempatnya bekerja dituduh merampok uang hasil kawalan sendiri. Sialnya, uang itu adalah uang setoran pajak dari rakyat. Uang itu memang dirampok, tapi bukan oleh anggota piaukiok melainkan oleh gerombolan begundal sadis. Beberapa anggota bahkan sampai kehilangan nyawa demi menyelamatkan uang pajak yang akhirnya digondol gerombolan perampok dengan sukses.
Merasa gilirannya untuk mati sudah tiba, Tong Keng tidak menjadi cengeng. Dia bersiap diri, menunjukkan dirinya masih memiliki harga diri dan tidak takut mati. Tapi sebelum dia sempat dibunuh, datang serombongan pemberontak menjebol penjara untuk membebaskan pemimpin mereka. Nyawanya pun terselamatkan. Bisa ditebak, kelanjutan cerita adalah bagaimana mereka melepaskan diri dari kejaran para opas.
Membaca cersil ini harus sabar, jangan buru-buru menggerutu mempertanyakan di mana para opas yang seharusnya menjadi tokoh utama cerita. Leng-hiat baru benar-benar tampil di pertengahan jilid pertama.
Entah mengapa Wen Rui-an begitu menonjolkan tokoh Tong Keng dan memberinya porsi berlebih hingga menyaingi Leng-hiat. Belum lagi munculnya sang raja opas Li Hian-ih yang kesaktiannya menggerus karisma jagoan kita. Namun meski harus berbagi jatah dengan dua bintang tamu, kehadiran si Darah Dingin tetap memberi nyawa pada kisah ini.
Opas termuda yang dalam kisah sebelumnya digambarkan sebagai jagoan muda yang berangasan dan tahan bacok, kini tampak lebih matang dan dewasa. Dia tidak terburu-buru membabat nyawa buronan, tapi mencoba mengenal mereka lebih dulu, mencari tahu apakah tuduhan yang ditimpakan pada mereka itu benar atau salah.
Misteri Lukisan Tengkorak menunjukkan kalau Wen Rui-an makin terpengaruh seniornya, Khu Lung. Sang pengarang mulai berani nakal, menyajikan beberapa adegan tujuh belas tahun ke atas. Di samping itu, adegan-adegan sadis pun digambarkan dengan gamblang. Maka cersil ini tidak pantas dikonsumsi mata para pembaca belia.
Sangat disayangkan empat sekawan opas murid Cukat sianseng tidak dimunculkan sekaligus padahal dalam bab terakhir Pertemuan Kotaraja, kekompakan dan kerjasama keempatnya begitu memikat. Mungkin Wen Rui-an ingin lebih menonjolkan karakter masing-masing jagoannya dengan memberi mereka kesempatan untuk tampil solo bergiliran seperti yang pernah dilakukannya dalam serial pertama 4 Opas. Semoga saja suatu saat nanti kita bisa kembali melihat sepak terjang Put-cing (si Tanpa Perasaan), Tiat-jiu (si Tangan Besi), Tui-bing (si Pengejar Nyawa) dan Leng-hiat (si Darah Dingin) dalam menghadapi satu kasus besar.
WHY CHOOSE US?
Nikmati koleksi Buku Saduran terlengkap ditambah discount spesial.
Pesanan Anda segera Kami proses setelah pembayaran lunas. Dikirim melalui TIKI, JNE, POS, SICEPAT.
Semua barang terjamin kualitasnya dan terpercaya oleh ratusan ribu pembeli sejak 2006. Berikut Testimonial dari Pengguna Jasa Bukukita.com
Kami selalu memberikan harga terbaik, penawaran khusus seperti edisi tanda-tangan dan promo lainnya