Kembang Api Kyoto

Bukan image Stadion Wembley, atau kafe-kafe tua di Paris tempat ahli filsafat dulu berdebat yang muncul dalam mimpiku. Aku berada di negeri matahari terbit? Menulis huruf kanji?

Mimpi itu mengelitikku berkali-kali, Jepang memanggilku. Ada apa di sana untukku?

Diangkat dari kisah nyata. Petualangan seorang pemuda yang menyaksikan bagaimana kejamnya perang yang mencabik-cabik tanah kelahirannya. Saat kekerasan dan kekhawatiran semakin memuncak, ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai penerjemah di lembaga internasional dari Swiss yang memediasi perundingan antara GAM dan RI. Beragam cerita yang dulu bersifat classified atau tidak untuk diketahui publik kini dipaparkan satu per satu secara gamblang dan apa adanya, tanpa mendiskreditkan salah satu pihak.

Kyoto, kota dengan sejarah lebih dari 1200 tahun menjadi tempat pelariannya untuk memulai kembali dari nol. Kota tua yang dingin ini pada awalnya terasa begitu asing dan suram. Seiring perubahan musim, Kyoto mulai menyibak banyak persamaan dengan kampung halaman.

Di antara hari-hari yang dilaluinya dengan bersepeda, aneka kenangan manis menunggu di tiap sudut kota yang dikelilingi oleh kuil-kuil kayu dan jejak para samurai.